Jas Hitam Symbol Kesuksesan…?

Beberapa hari yang lalu saya memasuki sebuah kelas di Sekolah Menengah Pertama di Jakarta, SMP ini termasuk sekolah negeri unggulan, seperti biasa, masuk ruangan yang baru pernah masuk, saya tengak-tengok memperhatikan sekeliling, dan melihat penampakan ini

Mungkin gambarnya kurang jelas (silahkan klik biar agak nampak), ini adalah foto pojok pinggir papan White Board atau papan tulis yang terpampang di dalam ruangan yang biasa dijadikan media menulis guru dan murid dalam mengajar. baiklah, tulisannya begini kalo ga salah

Impian IX4
– Lulus 100%
– Nem >36
– Masuk SMA,SMK yang diinginkan

The Las
– 15 tahun lagi kita berkumpul dan sudah jadi orang berjas hitam dengan jabatan tinggi

Ini jangan di hapus, untuk memotifasi kita

Nah dari tulisan tersebut ada yang menarik bagi saya yaitu JAS HITAM dan JABATAN TINGGI, menariknya di mana ? Menarik karena seolah-olah menjadikan JAS HITAM sebagai symbol kesuksesan, memang banyak orang sukses yang bila berkumpul dalam forum formal atau resmi memakai JAS, misal LAWYER, atau diskusi para pengacara di Tivi, bahkan kelulusan sekolah tinggi juga memakai Jas HITAM saat wisuda, Para direktur dan komisaris saat rapat biasanya juga Pakai Jas Hitam, resmi dan menandakan mereka memiliki jabatan penting alias JABATAN TINGGI. Tapi tidak menutup kemungkinan mereka yang berjas hitam dengan jabatan tinggi adalah ahli korupsi, manipulasi dan basa basi kepada atasan, bahkan basa basi kepada rakyat di tivi demi harga diri.

Selanjutnya yang menarik yaitu JABATAN TINGGI, bahkan lebih menarik, sekali lagi JABATAN, berarti sewaktu-waktu akan lepas, asal kata jabat, jabat tangan misalnya, masa mau jabat tangan terus, pasti sesaat dan kemudian di lepas (imho). Setinggi-tingginya jabatan, dia hanya menjabat, tidak memiliki. Dan suatu waktu mungkin lepas atau dilepas.
Beda dengan pemilik, pengusaha, meskipun dia hanya pengusaha nasi uduk, tapi itu adalah miliknya, bukan jabatan, dia adalah Presdir untuk usahanya sendiri, jabatan yang tinggi, meski tidak menjadikannya tinggi secara status sosial. Tentu pengusaha nasi uduk ga selalu identik emperan dengan satu meja kecil kan ? Mungkin saja nasi uduk dibikin mendunia. Mungkin Tho ?

Nah inipun, gambaran yang saya raskan waktu masih SMP, bahkan saat melanjutkan ke STM, yups.. status soisal yang dicari lewat dunia kerja, menjadi pekerja dengan jabatan tinggi adalah impian simple sumber motivasi anak sekolah, sampai anak-anak STM yang PKL di tempat kerja sayapun sepertinya masih menganut prinsip ini, jadi mereka di didik untuk mudah mendapat pekerjaan setelah lulus nanti, tidak dididik untuk menciptakan lapangan kerja meskipun minimal buat diri sendiri, sayapun coba memberikan pengertian, bahwa PKL itu bukan untuk kerja, tapi belajar mengenal lapangan pekerjaan. Dan diharapkan mereka mampu menyerap pengetahun dan ilmu ditempat mereka PKL untuk pembelajaran dimasa yang akan datang dan mungkin bisa menginspirasi bukan sebagai pekerjanya tapi pemiliknya kelak.

Semoga anak kita, anak didik kita dapat diberikan pencerahan sejak dini agar tidak terjerumus hanya sebagai pengekor tapi pelopor.
Semoga bermanfaat>>>> Wassalam