bukan masalah rumah


Ya… rumah.. Semenjak menjadi kaum urban dan menjadi salah satu penyebab makin sempitnya Jakarta, rumah merupakan kebutuhan yang menjadi momok di otak. Tinggal di gangan, sempit dan “sumuk” menjadi pilihan tanpa bisa memilih. Dan mesti siap terbuang setiap saat… karena bahaya yang mengancam…


Ya..ga bisa memilihh, emang mampunya begini.
Tapi sebuah rumah kaya apapun dan di manapun, semua kembali ke penghuninya, saat kita mampu melihat kesempitan di bawah kita mak kita akan mampu melihat keluasan milik kita. This is me, this is mine.

Villa Rumah Bali Villa Rumah Bali

Bukan masalah rumahnya. Seorang presdir yang mengalami musibah dan tinggal di komplek elit ternyata yang njenguk bukanlah dari si elite yang punya rumah elit di samping rmahnya yang juga elit. Melainkan para karyawan, masyarakat dari pinggiran kompleknya yang kontras penampiklannya dengan ornamen elit yang terpampang di rumah elitnya.
Bukan masalah rumah. Pernahkah kita tengok permasalahan besar yang menimpa para pembesar yang mereka memiliki rumah yang besar dan menjadi pemberitaan besar di mass media. Kebesaran rumahnya ga munngkin di bawa ke balik jeruji penjara yang sempit, hanya nama besar yang masih punya pengaruh besar di luar rumah barunya yang penuh orang dengan dosa besar.

Bukan masalah rumah. Orang kecil dengan gaji kecil dan tentu rumah kecil di gang kecil kadang memiliki keluarga besar

Rumah Rehat Adeline

Bukan masalah besar jika kita tak memiliki rumah besar karena kita berjiwa besar dan mudah mudahan jauh dari dosa besar. Amin….

 

Semoga bermanfaat…. Wassalam..

 

ilustrasi dari sinisitu dan situ

23 respons untuk ‘bukan masalah rumah

  1. waktu masih jadi kontraktor(ngontrak/kos) suasananya riuh dan rame.kurang cocok dengan keluarga.lbh pas buat bujangan.alhamdulillah akhirnya bisa punya rumah sendiri walaupun cicilan 15thn.cukuplah buat berteduh.he he he.
    kalo dijakarta kayaknya jarang banget perumahan buat kaum kuli kaya saya.saya juga sering maen ke kelapa gading.perumahan elit yg bener2 elit bukan elit(ekonomi sulit)
    sekarang perumahan2 yg masih terjangkau di daerah pinggiran jakarta.

    Suka

    1. betul Pak Mukh, kadang aku ngalamin… Meskipun dah berusaha lapang dada atau sok lapang dada X ya… Iri itu kadang masih ada, bukan iri si tp keinginan dan keingintahuan dari hal yg dimiliki orang lain…

      Suka

  2. saya juga semenjak 2004 nyari makan di bekasi,4 tahun jd kontraktor (kontrakan deket dg kantor) alhamdulillah sekarang udah ada rumah sendiri walaupun masih ngutang sampai 7th kedepan.

    Suka

  3. moga2 rumah yang aku beli selama ini secara mencicil bukanlah rumah dari uang panas, melainkan dari hasil jerih payah serta cucuran keringat yang moga2 bisa memberikan ketentraman sekeluarga sampai akhir nanti :-D.

    Suka

Tinggalkan komentar