Penther dan Paceklik


Penther (huruf e kedua memakai aksen seperti kata unggas bebek) merupakan dialek Banyumasan yang berarti atau menggambarkan cuaca cerah.
Penther berarti cahaya matahari cukup terik, hal yang diharapkan oleh sebagian masyarakat untuk menjemur, entah pakaian, padi, kayu bakar dan mungkin juga ‘krekel’. Hal yang lumrah terjadi di musim kemarau

‘penther’ menyebabkan waduk Jatiluhur surut dan rumput mengering sepanjang pantainya

Mengapa di musim kemarau penggambaran saya seperti di atas?

Lanjutkan membaca Penther dan Paceklik