ZX-6R, Hiburan ditengah Kemacetan


image

Kawasaki ZX-6R adalah moge superbike 600cc besutan Kawasaki Motor Indonesia (KMI). Mesin superior dengan 4 silinder segaris (four inline) menghasilkan tenaga yang dahsyat. Nah, tenaga yang super kalo disalurkan di sirkuit tentu pas. Tapi kali ini ZX-6R ikut ‘ndussel’ di kemacetan jam pulang kerja Jakarta.

Semalam, saat saya pulang malam karena ada kajian dulu, menembus gerimis dan becek Pegangsaan, tiba-tiba terdengar derum knalpot sepeda motor yang asing. Jarang sekali suara seperti ini dalam kondisi lalin yang merayal. Ya itulah suara knalpot ZX-6R. Dari spion Skydrive, nampak dual eye headlamp dengan nyala hanya sebelah

image

Moge di keramaian lalin kerap jadi pusat perhatian. Buat saya ya jadi hiburan. Suara merdu yang keluar dari exhaust racing begitu merdu untuk didengar. Meski nampak rider ZX kerepotan selap-selip di antara kendaraan. Apalagi bersaing dengan skutik dan bebek mungil yang lincah, sedang sudut setang ZX begitu lebar. Nunduk dan jinjit

image
4 output segaris yang keren

Hebatnya, si rider tetap mempertahankan spion baplang, tidak melipat layaknya motor mainstream fairing yang kerap saya jumpai. Berarti rider ini adalah tau dan taat peraturan. Tidak sekedar tahu tanpa ilmu. Sehingga meninggalkan pengetahuan karena pembenaran pribadi.
Saya jadi ingat kajian Ust Ali Fahmi, LC, barusan (Selasa malam) tentang ayat yang kerap diartikan semampunya, tanpa ilmu yang sahih.
Surat Al-Baqarah ayat 64

image

Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.

Dalam ayat tersebut disebutkan orang Mukmin,  Yahudi, Nasrani dan Shabiin, seolah semuanya sama. Hal ini kerap dipahami dan dijadikan acuan oleh beberapa orang, bahwa semua agama sama, tujuannya sama, hanya cara mencapai tujuan yang berbeda.
Padahal ada kata “MEREKA YANG BENAR-BENAR BERIMAN KEPADA ALLAH, HARI KEMUDIAN DAN BERAMAL SALEH”.
Jadi ada 3 poin penting yang tidak bisa lepas dan harus dipahami dengan benar
1. Mereka beriman kepada Allah
2. Beriman kepada hari ahir
3. Beramal saleh
Jadi tidak sekedar beragama, benarkah sudah beriman kepada Allah dengan iman yang haq, sesuai tuntunan yang haq tentunya. Beriman kepada hari ahir. Meyakini bahwa ada hisab, surga dan neraka. Beramal saleh. Benarkah amal kita dihitung sebagai amal saleh? Amal saleh adalah amal yang haq, yang diterima di sisi Allah. Benar menurut tuntunan yang haq.
Kesemuanya mengacu pada contoh dan tuntunan yang haq. Tuntunan yang haq ini akan dijelaskan oleh ayat lain, yaitu

image

Tempat yang tertinggi (Al-‘A`rāf):157 – (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

Jadi, semua umat manusia tidak perlu khawatir selama mengikuti Muhammad SAW. Saya tidak sanggup untuk menjelaskan lebih rinci. Bagi yang penasaran, bisa bertanya, datang saja pada Selasa malam dari Magrib sampai Isya di masjid Baiturrahman Ancol.
Dari ayat di atas, bisa dipahami bahwa pengetahuan perlu penjelas dari yang lebih memahami, sehingga tidak semaunya dalam mengaplikasikan dalam kehidupan, sama halnya dengan berkendara, selama mematuhi peraturan lalin, maka tidak khawatir akan kena tilang dan terhindar dari celaka di jalan akibat kesalahan sendiri.
Berbeda dengan pengendara yang berpengetahuan tapi melaksanakan semaunya. Spion, helm dan peraturan lalin lainya dianggap hiasan semata.

Benar saja, tak lama berselang saya disalip pengendara sport fairing 150 warna orange, produk lokal mainstream. Rider dan boncenger (berpasangan) tidak mengenakan helm, justeru helm diletakan di atas tangki, spion dicopot. Mungkinkah digadaikan buat beli pertamax?
Bagaiman kalo kendaraan bersenggolan dengan kendaraan lain di kemacetan tersebut, lalu jatuh dan kepala menghantam aspal. Atau ada razia polantas. Inilah Indonesia yang masih belajar dan ditempa tantangan agar lebih dewasa dan sadar diri. Yuk mari.

4 respons untuk ‘ZX-6R, Hiburan ditengah Kemacetan

Tinggalkan komentar