Suatu pagi saya sengaja berangkat pagi, karena ada acara internal yang memerlukan kehadiran lebih awal. Berangkat jam 06.00 dari rumah menumpang angkot menuju stasiun kereta Bekasi dan saya perkirakan akan sampai jam 07.30 sudah di tempat kerja di pinggiran Martadinata, Jakarta Utara. Sampai stasiun saya ada 2 KRL Commuter Line yang siap berangkat, saya memilih yang berangkat lebih awal meski harus berdesakan, demi jam kerja awal. #sayamahgituorangnya 😀 Sampa Jatinegara, transit menuju jalur 5, menunggu KRL CL Bogor/Depok lewat Bandan, saya turun di Bandan nantinya. Beberapa saat kemudian KRL yang saya tunggu tiba, dengan sedikit berebut, tempat duduk nyaman berhasil saya dapat. Waktu terus berhitung, dua rangkaian KRL dari Bekasi selain KRL yang saya tumpangi telah tiba, dan sebagian penumpang transit berpindah ke KRL arah Bandan ini, yang tak jua laju. Sekonyong-konyong pengumuman menyadarkan kami, KRL mebgalami kendala, dan sebagian besar penumpang yang sudah menunggu lama berbondong keluar berteriak layaknya anak STM mau tawuran. Kami pindah ke jalur 4 yang disusul datangnya rangkaian KRL di jalur tersebut dan langsung kami serbu berebut tempat duduk. Kami masih menunggu kereta berangkat hingga 2 KRL Bekasi transit dan memindahkan sebagian penumpangnya ke KRL kami. Penuh oleh 5 jadwal KRL Bekasi, tapi tak jua laju Commuter Line tercinta ini. Kami mulai gelisah, mengeluh dan bahkan mungkin ada yang memaki. Saya sekejap berpikir, ngapain saya berdesakan pagi buta kalo akhirnya sampai tempat kerja siang juga. Serasa percuma. Alhamdulillah akhirnya KRL melaju menuju Bogor via Pasar Senen, Kemayoran dan tentu Saja Kampung Bandan. Stasiun yang menjadi tempat turun sebagian besar penumpang dari Jatinegara ini. Turun di Bandan kembali berebut keluar pintu. Stasiun Bandan pagi itu layaknya suasana gelombang mudik lebaran Idul Fitri di Terminal Pulau Gadung, mludak dan riuh. Sehingga kami kembali berebut antrian saat keluar stasiun untuk tapping kartu tiket di Turnstile Yap, di Stasiun Bandan peron 1 atau sebelah utara, hanya ada 3 Turnstile, 1 untuk masuk dan 2 untuk keluar. Alhasil antrian keluar sampai memenuhi jembatan penyebrangan antar peron. Kami berharap, KAI yang menaungi Commuter Line manajemen memperhatikan hal ini, menambah Pintu keluar atau Turnstile tapping tiket Commuter Line, karena kondisi antri berebut keluar di pagi hari cukup penting terkait jam kerja. Setiap pagi pemandangan mengejar antrian pintu keluar tapping tiket selalu terjadi. Minimal tambah 2 turnstile agar meminimalisir antrian, demi kinerja yang lebih baik. Apakah pembaca suka budaya antri?(tri)
—————————-
Posted from WordPress for Android Wonder Roti Jahe
stasiun kampung bandan mah gitu adanya kangen kereta bekasi kota tanpa oper d jatinegara
SukaSuka
Kan masih ada, tapi lewat manggarai, jd lama. Kalo dulu lewat Senen bablas Beos jd cepat
SukaSuka
yg itu yg sy kangeni maklum nguline d seputaran senen
SukaSuka
kalo dulu naik di atas gerbong, sampai Jatinegara suruh turun, kadang naik KRD Cikarang yang lantainya bolong, bareng kambing dan ayam 😀
SukaSuka
CL pelayanannya makin apik, bedo karo ngesot…suwe2 makin ngesot cak… 😦
SukaSuka
beberapa hari belakangan rodo nggapleki cak, sering antri masuk jalur, entahlah. iso stag 15 meni nganti meh sakjam
SukaSuka