Penampakan di Semak Belukar


image
Pak Polisi main petak umpet

Sekedar repost gambar yang diunggah kawan saya di Facebook. Nampak 2 petugas polisi (seolah) ngumpet. Apa mungkin berseragam dan memakai rompi tugas, bapak-bapak polisi main petak umpet? Mustahil. Dari gambar tersebut, banyak yang menjudge negatif. Misal anggapan bahwa kedua polisi tersebut sedang menunggu mangsa pelanggar lalu lintas untuk ditilang, karena kalo mereka menampakan diri, niscaya si pelanggar akan berusaha menghindar.

image

Efek kepercayaan terhadap polisi oleh masyarakat yang makin pudar, menyebabkan anggapan dan julukan negatif bagi polisi. Khususnya polisi lalu lintas. Kalo saya tetap berusaha berpikir positif (meski agak abu-abu), bahwa yang dilakukan pak polantas sengaja, agar para pelanggar lalin di lain waktu akan beranggapan ada polisi ngumpet di tempat tersebut. Biar kapok dan tidak lagi berani melanggar lalin.
Pelanggar lalin bukan tidak tahu dia melanggar, mungkin ada yang berpendapat dan beralasan:
1. kalo tidak ditilang ngapain taat,
2. Sepi dan tdak ada petugas, serobot saja
3. Buru-buru, takut telat masuk kantor
4. Sekali-kali melanggar pasti dimaklumi
5. Kan cuma melanggar lalin, itu yang korupsi milyaran dibiarin.
6. Yang merasa dirugikan sedikit kok, lihat noh, lumpur Lapindo Sidoarjo, berapa banyak yang dirugikan? ARB santai saja.
Dan masih banyak lagi alasan untuk melanggar.

Nah, apakah pembaca pernah melanggar lalin? Kalo pernah alasannya apa?(tri)

————————————–
Posted from WordPress for Android sabak P6200 retak

18 respons untuk ‘Penampakan di Semak Belukar

  1. kemarin senin saya di tilang, alasannya lampu mati. salah saya? ga juga, ko bisa? ya bisa. gini ceritanya: setiap pulang kerja kalau keadaan cerah saya slalu chek semua bagian di motor, sikring, bensin, ban, lampu sudah agenda wajib. setelah jalan beberapa kilo putuslah tu lampu( tanpa sepengetahuan saya) dan di pertigaan sedang ada 2 polisi berjaga di tengah jalan, saya santai aja jalan lah wong ngerasa ga ada yg salah dan tiba tiba aja di berhentikan seraya tu polisi langsung menanyakan “kenapa lampunya tidak di nyalakan?” saya bilang nyala kok lihat aja saklarnya ga saya matiin,,,”coba lihat surat suratnya?”,, boleh.. setelahnya langsung dah di giring ke pos dan di serahkan ke komandannya, langsung tuh orang ngasih UU, “lupa menyalakan 100 rebu, peralatan berkendara tidak komplit 250 rebu”,, sungguh ini tidak adil buat saya…

    Suka

    1. Hukum memang memaksa, kejadian lampu mati tanpa sepengatuhan pengendara kerap terjadi, saat ditilang pulisi tidak mau terima alasan tsb.
      Kalo polisi ngeyel dengan harga tilang spt hal disebut, mending sidang saja mas. Jng mau bayar denda di tempat

      Suka

      1. iya nih 10 hari lagi sidang. saya kesalnya itu bukan hanya karena itu saja, di jalan itu banyak sekali tukang ojeg yang tidak memakaikan helm ke penumpangnya tapi dibiarkan saja, tanpa peringatan tanpa tilang hanya karena tukang ojeg itu memakai rompi “Ojeg Mitra Polri”, tanpa rompi jangan harap lolos. bagaimana pendapatnya?

        Suka

        1. Polantas (oknum) kerap subyektif, apalagi kalo si oknum memang niat cari untung. Sulit dilawan, tp dengan mengikuti sidang, denda biasnya jauh lebih kecil dibanding yg diungkapkan polisi waktu nilang. Biasanya kisaran 50ribu untuk nebus SIM

          Suka

  2. udah tradisi turun temurun…di dunia kepolisian…hahahahaha…sukurnya gk di tabrak…tp mgkn jg ada yg tertabrak ato terlindas krn penampakan tiba2…kita tinggal bilang alhamdulilah…hahahahaha

    Suka

Tinggalkan komentar