Wereng Cokelat, Pa Kumis dan Om Gendut


Pembaca paham kata-kata sebutan pada judul di atas ? Tidak bermaksud menghujat, tapi itulah beberapa sebutan atau julukan oleh masyarakat umum bagi Polisi, khususnya polisi lalu lintas. Era revormasi tenar ungkapan wereng cokelat. Kepercayaan publik yang menurun terhadap polisi kala itu hingga meminculkan ungkapan miring. Seragam cokelat dan dianggap tak mampu menyelesaikan masalah. Hanya marinir yang masih bisa dipercaya mendamaikan kerusuhan revormasi.

wereng cokelatWereng adalah musuh abadi petani. Binatang kecil pengganggu yang kerap merusak tanaman padi dan menggagalkan panen. Dibenci dan wajib dibasmi. Dari Wikipedia Indonesia Wereng coklat (Nilaparvata lugens) adalah salah satu hama padi yang paling berbahaya dan merugikan, terutama di Asia Tenggara dan Asia Timur. Serangga kecil ini menghisap cairan tumbuhan dan sekaligus juga menyebarkan beberapa virus (terutama reovirus) yang menyebabkan penyakit tungro). Kumbang lembing memakan wereng dan anaknya sedangkan sejumlah lebah berperan sebagai pemangsa telurnya. Pemangsa alami ini dapat mengendalikan populasi wereng di bawah batas ambang populasi wereng terutama musim tanam dengan jumlah hama sedikit sehingga mencegah berjangkitnya virus utama.

kumis polisi India
kumis polisi India

Pa kumis, mungkin Polisi identik dengan memlihara kumis, sehingga julukan ini muncul. Bagi saya polisi berkumis lebih identik dengan polisi dalam film India yang kerap terlambat sampai lokasi kerusuhan (dalam film lho dan tidak di semua film India, realitanya kurang tahu saya)

poisi gendut (foto : Beritajatim.com)
poisi gendut (foto : Beritajatim.com)

Om Gendut, ini cukup menarik bagi saya, karena ungkapan ini belum familiar di kupingku. Beberapa bulan silam sempat beredar pemberitaan tentang pemberlakuan khusus oleh kepolisian bagi anggotanya yang obesitas alias kegendutan. Seperti kutipan berita dari Maduraterkini.com berikut

Polres Bangkalan kemarin justru menjemur anggotanya di tengah terik matahari. Namun, hal itu tidak berlaku bagi semua personel. Melainkan, bagi anggota yang berbadan gemuk dengan berat badan rata-rata 120 kilogram. Mereka yang masuk kategori tersebut tidak bisa menolak. Apalagi, Kapolres AKBP Endar Priantoro yang turun langsung. Tak heran, meski sebenarnya ada rasa malas berlari di jalan raya dengan menggunakan jaket parasit, namun polisi gemuk itu tetap melakukan.

Nah alangkah baiknya Kepolisian mulai membenahi anggotanya agar julukan negatif tersebut bisa berangsur sirna. Tanpa polisi Indonesia kurang rapi, Polisi tetap diperlukan apapun sebutan anda bagi mereka. Oknum, yah oknum selalu ada di setiap lini kehidupan termasuk dalam kepolisian. Oknum inilah yang kerap menjadi gambaran buruk dan menempel pada setiap individu sekalangan. Bravo POLRI (selamat hari ibu 😀 ) . Ayo kamu bisa. (Tri)

13 respons untuk ‘Wereng Cokelat, Pa Kumis dan Om Gendut

Tinggalkan komentar