Mengapa memilih Naik motor ?


Sebelum memiliki sepeda motor, saya cukup menikmati sebagai penumpang angkutan umum, dari Angkot, Bis kota, juga kereta. Banyak cerita seru yang bisa dipetik, dari berjubelnya penumpang kereta sampai lamanya naik Angkot yang sebentar-sebentar berhenti naik turunin penumpang, ditambah ngetem nunggu penuh di terminal. Panas dan sumpek. Dan sering telat masuk kerja.

foto : kaskus

Setelah mampu membeli sepeda motor semua cerita seru itupun sirna. Menuju suatu tempat bisa dicapai dengan waktu yang bisa diperkirakan, beda jika naik angkutan umum, sulit diduga. Bisa tepat tapi sering melesetnya. Nah pilihan naik motor memang karena angkutan umum di negeri ini kurang layak dan susah untuk tepat waktu.

Andaikan moda transportasi publik diperbaiki tentu akan lebih nyaman naik kendaraan umum, tidak perlu berboncengan sekeluarga naik sepeda motor yang jelas tidak aman dan tidak recomended sama sekali, alasan keterpaksaan menjadi kaprah dan lumrah “terpaksa Kang, lhawong baru mampu beli motor soale, kalo naik angkutan umum terlalu lama dan makan biaya yang bisa berkali lipat dibanding naik sepeda motor”

Memang benar adanya, perlu pemimpin pemerintahan yang berani melakukan perubahan, Busway belum nambah koridor, bahkan sepertinya ada koridor yang sudah dibikin mandeg, Kereta listrik juga tidak ada pengembangan dan perbaikan, baik manajemennya maupun propertinya. Monorail terbengkalai, bahkan tiangnya dibeberapa tempat menjadi pencabut nyawa pengguna kendaraan.

Ayo pilih pemimpin yang berpandangan cerdas dan bernas. Wassalamu’alaikum

16 respons untuk ‘Mengapa memilih Naik motor ?

  1. sama dengan alasan saya mas..

    jadi inget cerita teman yang dijepang, katanya disana bus pun selalu on time jam 10 ya jam 10 tiba dihalte, didalam bus dilarang telp karena bisa mengganggu supir konsentrasi yang mengakibatkan bus telat.. jika tertangkap telp langsung suruh turun.. hmm.. kapan ya tempat kita bisa ontime gitu :mrgreen:

    Suka

  2. …’jeritan arus bawah,pelan tapi pasti’…aku dengar,aku dengar jeritmu dari sana…tetapi aku tak bisa berbuat apa-apa…teriak,’! pemimpin, dari seberang…disebuah istana….

    Suka

  3. I do agree with all of the ideas you have presented in your post. They are very convincing and will certainly work. Still, the posts are very short for starters. Could you please extend them a bit from next time? Thanks for the post.

    Suka

Tinggalkan komentar